POLEWALI MANDAR — Tujuh bulan setelah banjir bandang merusak Jembatan Tapua di Kecamatan Matangnga, Polewali Mandar, akses utama warga masih bergantung pada rakit bambu. Kondisi darurat ini memicu kritik terhadap pemerintah dari Anggota DPRD Sulawesi Barat, Irfan Pahri Putra.
Irfan menilai penanganan pascabencana berjalan lamban dan belum menunjukkan langkah konkret. Padahal, jembatan tersebut memegang peran signifikan bagi mobilitas pendidikan, perekonomian, dan distribusi kebutuhan pokok.
“Kami berharap jembatan Tapua masuk dalam rencana pembangunan 300 ribu jembatan yang dijanjikan pemerintah pusat. Keselamatan anak-anak sekolah tidak boleh dipertaruhkan,” kata Irfan dalam rilisnya, Senin (01/12/2025).
Rakit yang dibangun warga bersama Kodim 1402/Polman beberapa hari setelah jembatan hanyut kini kerap rusak akibat arus sungai yang deras.
Ia mencatat, kondisi tersebut membuat warga harus bergiliran menyeberang dan meningkatkan risiko keselamatan.
Pemerintah desa menyatakan siap mendukung jika pembangunan masuk ke agenda prioritas pemerintah daerah maupun pusat.







