Krisis Solar? Antrean Kendaraan Mengular di SPBU Wonomulyo, Sopir Truk di Polman Keluhkan Sulitnya Dapat Solar

Penampakan mobil truck yang antri disepanjang jalan poros Kecamatan Wonomulyo.

POLEWALI MANDAR, Deliksulbar.com– Antrean panjang kendaraan kembali terlihat di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) Wonomulyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, dalam beberapa hari terakhir. Deretan truk dan mobil pick up mengular hingga sekitar satu kilometer.

Sejumlah sopir mengaku harus menunggu berjam-jam hanya untuk mendapatkan solar bersubsidi. Kondisi ini tak hanya membuat arus lalu lintas tersendat, tetapi juga memicu keluhan dari pengguna jalan lain.

“Sudah dua jam lebih saya antre, tapi belum dapat solar. Memang beberapa hari ini makin susah cari solar,” keluh Syahril, sopir truk asal Wonomulyo, Selasa (14/10/2025).

Keluhan serupa datang dari sopir truk lintas provinsi yang setiap hari melintas di jalur tersebut. Mereka mengaku waktu kerja banyak terbuang di antrean, sementara pendapatan terus menurun.

“Sudah hampir setiap hari begini. Kami banyak kehilangan waktu di antrean, sementara penghasilan berkurang karena jadwal angkut sering terlambat,” ujar seorang sopir truk yang ditemui di lokasi.

Fenomena antrean panjang ini juga berdampak pada keterlambatan distribusi barang dan bahan kebutuhan pokok ke sejumlah daerah di Polman dan sekitarnya. Akibatnya, aktivitas logistik ikut tersendat dan menimbulkan kekhawatiran di kalangan pelaku usaha.

Sementara itu, penanggung jawab SPBU Wonomulyo dengan nomor 7491349, Arham, membantah bahwa terjadi kelangkaan solar secara permanen. Menurutnya, antrean panjang merupakan kondisi musiman yang kerap terjadi menjelang masa panen atau kegiatan besar di wilayah tersebut.

“Memang terlihat mengular, tapi ini hanya kondisi musiman. Biasanya karena meningkatnya aktivitas kendaraan pertanian dan distribusi hasil panen. Di Wonomulyo ini juga banyak kendaraan ekspedisi yang antre,” jelas Arham saat dikonfirmasi.

Ia menegaskan bahwa pasokan solar dari Pertamina masih berjalan normal tanpa pengurangan kuota resmi. “Pasokan tetap lancar, hanya permintaan yang meningkat drastis,” tambahnya.

Meski begitu, warga dan para sopir berharap pemerintah bersama pihak terkait segera mencari solusi agar antrean serupa tidak terus berulang, terutama menjelang akhir tahun saat aktivitas ekonomi meningkat.

“Kalau terus begini, kami rugi dua kali waktu habis di antrean, barang terlambat dikirim, pendapatan juga menurun,” kata Syahril.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *