Merasa Ditipu, Konsumen Ungkap Praktik Harga dan Donasi di Alfamidi

Polewali Mandar – Seorang konsumen menyampaikan kekesalannya terhadap praktik pelayanan di sejumlah gerai Alfamidi yang dinilai merugikan pelanggan.

Dalam video yang viral di media sosial, Ali Jenk merasa tertipu karena harga barang di etalase berbeda dengan di kasir, serta adanya pemotongan uang kembalian untuk donasi tanpa persetujuan.

“Saya belanja, totalnya Rp10.500, tapi yang dikembalikan hanya Rp10.000. Sisanya katanya langsung untuk donasi, padahal saya tidak pernah menyetujui itu,” ujarnya saat dikonfirmasi, Senin (4/8/2025).

Kejadian itu tak hanya terjadi di Polewali Mandar, tapi juga di beberapa kota lain yang ia singgahi seperti Sidrap, Soppeng, dan Bone. Ia menilai praktik semacam ini tidak transparan dan menempatkan konsumen dalam posisi tidak nyaman.

“Memang tidak dipaksa, tapi siapa sih yang tidak sungkan menolak donasi kalau kasir langsung arahkan begitu? Harusnya uang dikembalikan dulu, baru ditawarkan dengan sopan,” ucapnya.

Lebih lanjut, ia juga menyoroti perbedaan harga antara label etalase dan harga yang muncul saat pembayaran. Ia menyebut pernah membeli produk berlabel Rp10.000, namun saat di kasir, harga berubah menjadi Rp11.900. Ketika ditanya, pihak kasir berdalih “lupa ganti harga”.

“Ini bukan soal nominal. Tapi kalau terus-menerus alasan ‘lupa’, itu bukan kelalaian, tapi ketidaktertiban sistem. Konsumen bisa merasa ditipu,” tegasnya.

Ia meminta manajemen Alfamidi segera mengevaluasi sistem harga dan kebijakan donasi. Ia juga berharap pemerintah daerah, Dinas Perdagangan, serta lembaga perlindungan konsumen ikut turun tangan.

“Kami tidak keberatan harga naik, kami juga tidak anti donasi. Tapi semua harus dilakukan dengan jujur dan transparan. Jangan main-main dengan uang konsumen,” pungkasnya.

Menanggapi keluhan tersebut, Corporate Communication Alfamidi Branch Makassar, Rudi Hermawan, memberikan klarifikasi terkait perbedaan harga di toko tersebut. Ia menjelaskan bahwa sabun pencuci piring yang dibeli konsumen merupakan bagian dari program Tebus Terus Murahnya (TTM).

“Produk itu masuk dalam promo TTM yang hanya berlaku jika total belanja mencapai minimal Rp50.000. Sementara konsumen saat itu hanya belanja Rp16.000, jadi harga yang berlaku adalah harga normal,” jelas Rudi.

Rudi menyebut bahwa kasir telah mengecek harga di rak dan mencoba menjelaskan kepada konsumen terkait ketentuan promo. Informasi mengenai syarat TTM juga sudah dicantumkan di POP (Point of Purchase) dan shelftalker di area kasir.

“Kami berkomitmen menjaga kenyamanan konsumen dan menyajikan informasi harga yang transparan. Klarifikasi ini kami sampaikan agar tidak terjadi kesalahpahaman,” ujarnya.

Namun, dari sisi konsumen, praktik semacam ini tetap dianggap membingungkan dan memalukan, terutama jika uang yang dibawa pas sesuai harga etalase.

“Kami tidak anti promo atau donasi, tapi tolong informasikan secara jujur dan utuh. Jangan sampai konsumen merasa dijebak atau dipaksa,” tutup konsumen.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *