Polewali Mandar – Di tengah tren kenaikan harga beras di pasaran, gudang Bulog Polewali Mandar justru menyimpan stok besar yang belum bisa dipasarkan, tidak main-main jumlahnya mencapai ribuan ton.
Pimpinan Cabang Perum Bulog Polewali Mandar, Farid Sudirman, membenarkan tercatat sebanyak 19 ribu ton beras hasil serapan dari berbagai wilayah di Sulawesi Barat tertahan di gudang Bulog Polman karena belum ada penugasan dari pusat.
“Gabah yang kami serap dari Polman, Mamasa dan Majene, itu setara berasnya 19 ribu ton. Tapi sampai sekarang belum ada yang keluar sama sekali, masih menunggu,” ujar Farid Sudirman, Kepala Bulog Polman, saat ditemui Selasa (1/7/2025).
Ia menjelaskan bahwa Bulog Polman terakhir kali menyalurkan beras ke pasar melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) pada Maret 2025.

Setelah itu, belum ada penugasan lanjutan dari Badan Pangan Nasional (Bapanas) sehingga intervensi pasar belum bisa dilakukan.
“Untuk SPHP, kami masih menunggu penugasan dari BapaNas. Teman-teman di Bulog juga belum bisa bergerak karena belum ada mandat resmi,” jelasnya.
Padahal, kondisi harga beras di pasar mulai naik dalam beberapa pekan terakhir. Menyikapi hal itu, Bulog Polman mengaku telah berkoordinasi dengan Bupati Polewali Mandar yang juga berencana mengirimkan surat resmi ke Bapanas untuk mempercepat proses penugasan.
“Pak Bupati juga sudah tahu kondisi ini, beliau akan berkirim surat ke Bapanas agar program SPHP bisa segera digerakkan. Karena harga di pasar-pasar sudah mulai naik,” ujar Farid.
Sebagai langkah alternatif, Bulog Polman akan segera menyalurkan bantuan pangan dari pemerintah pusat untuk masyarakat penerima manfaat. Penyaluran dilakukan pada Juli dan akan mencakup dua alokasi sekaligus, yakni Juni dan Juli.
“Bapak Nas sudah menugaskan Perum Bulog untuk menyalurkan bantuan pangan. Insya Allah disalurkan bulan Juli ini. Karena mencakup dua alokasi, maka masing-masing penerima akan mendapat 20 kg beras sekaligus,” imbuhnya.
Bulog menegaskan bahwa stok beras di Polewali Mandar dalam kondisi aman, namun pihaknya tetap menunggu kepastian dari pusat untuk menjalankan intervensi pasar agar gejolak harga bisa segera ditekan.