Tak Lupa Asal Usul, Pengusaha Jamaluddin Renovasi Masjid Kampung Halamannya

Jamaluddin, Pengusaha interior design yang menjadi donatur utama, sedang melakukan simbolik peletekan batu pertama.

Polewali Mandar – Seorang pengusaha sukses asal Polewali Mandar (Polman), Jamaluddin, menyisihkan separuh hartanya untuk merenovasi masjid di kampung halamannya, Desa Barumbung, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.

Dana yang disumbangkan Jamaluddin digunakan untuk pembangunan serta perluasan Masjid Nurul Huda di Dusun Lemogamba.

Pengusaha yang telah puluhan tahun merantau ke Ibu Kota itu memang telah lama menyimpan niat untuk membangun kembali masjid di tanah kelahirannya. Keinginan tersebut ia wujudkan setelah berhasil meniti karier di Jakarta.

Sebagai bentuk kesungguhan, Jamaluddin bahkan hadir langsung dalam prosesi peletakan batu pertama sebagai tanda dimulainya renovasi masjid.

Imam Masjid Nurul Huda, Abdul Aziz, menyampaikan, Meski biaya renovasi didanai sebagian besar oleh Jamaluddin, pengurus masjid tidak menutup pintu bagi masyarakat yang ingin turut berkontribusi.

“Tahun ini, pengurus masjid bersama masyarakat sepakat melakukan renovasi besar-besaran, setelah salah seorang donatur utama menyumbang untuk membiayai pembangunan,” ujar Imam Masjid Nurul Huda, Abdul Aziz, Minggu (1/6/2025).

Abdul Aziz menjelaskan, renovasi dilakukan untuk memperluas bangunan karena masjid yang ada sudah tidak mampu menampung jamaah, terutama saat hari besar keagamaan.

“Kalau hari besar seperti Idul Fitri atau Maulid, jamaah sampai menggunakan halaman untuk salat karena kapasitas di dalam sudah tak mencukupi,” jelasnya.

Masjid Nurul Huda telah berdiri sejak tahun 1960 dan telah mengalami beberapa kali renovasi—yakni pada tahun 1980, awal 2000-an, dan terakhir pada 2022.

Namun, renovasi kali ini disebut sebagai yang paling besar, dengan desain yang lebih modern dan anggaran mencapai ratusan juta rupiah.

“Modelnya kita desain lebih modern, tapi struktur utama tetap dipertahankan agar ciri khas masjid tidak hilang,” terang Abdul Aziz.

Warga menyambut renovasi ini dengan penuh antusias. Sejak awal perencanaan, masyarakat ikut bergotong royong sebagai bentuk dukungan terhadap pembangunan rumah ibadah yang menjadi pusat kegiatan keagamaan mereka.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *