Didemo PMII, PDAM Wai Tipalayo Sentil Pemda: Penyertaan Modal Nihil 10 Tahun Terakhir

POLEWALI — Aksi unjuk rasa yang digelar Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) Kabupaten Polewali Mandar (Polman) rupanya menjadi momen refleksi bagi Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Wai Tipalayo.

Dalam aksi yang digelar di kantor PDAM, Direktur Utama PDAM, Fadly, secara terbuka menyentil Pemerintah Daerah Polman yang dinilai kurang memberikan perhatian terhadap penguatan modal perusahaan daerah tersebut.

Fadly mengaku, sejak satu dekade terakhir, PDAM tak pernah lagi menerima suntikan penyertaan modal dari Pemda. Bantuan yang diterima selama ini hanya berupa bangunan fisik yang sumber anggarannya berasal dari APBN, kemudian diserahkan ke Pemda dan dikelola PDAM sebagai aset.

“Fasilitas yang diberikan Pemda itulah yang kami kelola sebagai modal untuk melanjutkan perusahaan ini. Dalam 10 tahun terakhir, tidak ada penyertaan modal dalam bentuk dana dari Pemda,” ungkap Fadly di hadapan mahasiswa, Senin (21/4/2025).

Tak hanya itu, Fadly juga menjelaskan bahwa sesuai ketentuan dan hasil audit Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP), PDAM belum diwajibkan menyetor dividen ke kas daerah. Hal ini, kata dia, menjadi salah satu poin penting yang kerap disalahpahami oleh publik.

Di sisi lain, Fadly justru mengapresiasi langkah mahasiswa yang turun ke jalan menyuarakan kritik. Menurutnya, aksi ini menjadi catatan sejarah karena selama keberadaan PDAM, baru kali ini mahasiswa menggelar demonstrasi yang menyasar perusahaannya.

“Kami justru berterima kasih kepada adik-adik mahasiswa. Ini bagian dari keterbukaan informasi, semoga dengan adanya aksi ini, PDAM bisa mendapat perhatian lebih dari Pemda dan DPRD,” kata Fadly.

Setelah berorasi di kantor PDAM, massa PMII kemudian melanjutkan aksinya ke Gedung DPRD Polman. Kedatangan mereka diterima langsung Anggota Komisi II DPRD Polman, Abd Muin Saleh, didampingi legislator lainnya, H. Sayrifuddin.

Menanggapi tuntutan mahasiswa, Abd Muin berjanji akan memanggil pihak PDAM dan pengelola rumah kemasan untuk difasilitasi bertemu dengan mahasiswa dalam forum terbuka.

“Kita akan segera panggil PDAM dan pengelola rumah kemasan, kita buka ruang dialog agar semua permasalahan ini bisa dijelaskan secara tuntas,” tegas Abd Muin.

Dalam kesempatan itu, PMII juga menyoroti kondisi rumah kemasan yang tak lagi beroperasi akibat kerusakan salah satu unit mesin. Mahasiswa mendesak DPRD dan Pemda segera mengambil langkah agar fasilitas tersebut bisa kembali difungsikan.

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *