POLMAN — Rumah Sakit Hajjah Andi Depu tetap siaga menghadapi libur panjang dan cuti bersama Lebaran 2025. Manajemen rumah sakit memastikan layanan tetap berjalan, khususnya untuk rawat jalan dan kegawatdaruratan.
Direktur RS Hajjah Andi Depu dr. Anita Umar menjelaskan, untuk mengantisipasi lonjakan pasien non-gawat darurat selama libur, pihaknya membuka layanan poliklinik dengan jadwal khusus.
“Kami tetap membuka layanan poliklinik tiga kali selama libur, terutama untuk pasien rawat jalan yang tidak termasuk kategori kegawatdaruratan,” ungkapnya saat dikonfirmasi, Rabu (16/4/2025).
Kebijakan ini selaras dengan aturan BPJS, di mana pasien yang datang ke IGD wajib memenuhi kriteria kegawatdaruratan. Pasien yang tidak memenuhi kriteria tersebut diarahkan untuk memanfaatkan layanan poliklinik yang tetap disiapkan, termasuk dokter spesialis.
Sementara itu, layanan IGD berjalan seperti biasa, tetap buka 24 jam tanpa henti. Namun, Direktur RS Andi Depo mencatat, ada kecenderungan jumlah pasien yang tidak terlalu signifikan berkurang dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
“Biasanya menjelang lebaran banyak pasien yang pulang, tapi tahun ini cukup banyak yang tetap dirawat, terutama pasien dengan kondisi kronis yang memerlukan perawatan intensif,” jelasnya.
Lonjakan pasien mulai terlihat usai Lebaran, dengan rata-rata kunjungan di IGD mencapai 30 hingga 40 pasien per hari. Tidak sedikit dari mereka yang harus dirujuk ke ruang rawat inap dengan penanganan lebih lanjut, termasuk ICU, HCU, hingga PICU untuk pasien anak.
“Menariknya, pascalebaran ini tren penyakit yang mendominasi justru didominasi kasus hipertensi, stroke, dan penurunan kesadaran. Biasanya di tahun-tahun sebelumnya lebih banyak kasus lambung, tapi kali ini lebih banyak pasien dengan kondisi kompleks,” ujarnya.
Penyebab hipertensi sendiri, menurutnya, umumnya berasal dari pola hidup yang kurang terkontrol selama momen Lebaran. Meski begitu, sebagian besar pasien yang masuk ke IGD memang sudah memiliki riwayat hipertensi sebelumnya.
Selain hipertensi, kasus jantung juga menjadi salah satu keluhan terbanyak, bahkan beberapa pasien datang dalam kondisi kritis hingga meninggal dunia.
“Untuk layanan jantung sendiri di RS Andi Depo sudah berjalan cukup lama, sementara layanan CATLAB (kateterisasi jantung) baru akan beroperasi setelah proses integrasi BPJS selesai,”pungkasnya.