Studi Tiru Dispop Polman di Bali: Strategi Meningkatkan Desa Wisata dan Pariwisata Lokal

Polewali Mandar – Dinas Pemuda, Olahraga, dan Pariwisata (Dispop) Polewali Mandar terus menggali inovasi melalui program studi tiru di Bali.

Pada hari kedua, rombongan yang dipimpin Plt. Kadis Dispop Polman, Aco Musaddad HM, mengunjungi sejumlah lokasi strategis, termasuk Desa Wisata di Ubud, Kantor Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Gianyar, serta Desa Adat Tenganan Pegringsingan di Karangasem.

Rombongan memilih menginap di home stay Desa Wisata Padang Tegal, Ubud, untuk merasakan langsung bagaimana pengelola setempat menjalankan bisnis pariwisata.

Langkah ini bertujuan agar para pengelola lima desa wisata di Polman khususnya Bulo, Laliko, Lapeo, Galeso, dan Batetangnga dapat memahami konsep pengelolaan yang berdampak langsung pada ekonomi masyarakat.

“Bisnis home stay di Bali memiliki daya tarik besar dengan tarif mulai Rp150 ribu hingga Rp500 ribu per malam. Kami berharap desa wisata di Polman dapat mengadopsi konsep serupa untuk meningkatkan daya saing pariwisata lokal,” ungkap Aco Musaddad dalal rilisnya, Rabu (11/12/2024).

Di Kantor Dinas Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten Gianyar, rombongan diterima langsung oleh Kadis I Wayan Wirasa. Dalam kunjungan ini, Dispop Polman mempelajari program andalan Gianyar, seperti kejuaraan olahraga tradisional antar kampung yang menjadi agenda tahunan, serta kolaborasi dengan UMKM dan perbankan di kawasan Stadion Gianyar, markas Bali United.

Sebagai simbol persahabatan, Aco Musaddad menyerahkan kain Sutra Mandar kepada I Wayan Wirasa.

“Inovasi yang diterapkan Gianyar dapat menjadi inspirasi untuk mengintegrasikan olahraga dan pariwisata di Polewali Mandar,” tambahnya.

Perjalanan studi tiru berlanjut ke Desa Adat Tenganan Pegringsingan, yang dikenal dengan tradisi dan keunikan adat Bali Aga. Kain Gringsing, Perang Pandan, hingga larangan poligami menjadi daya tarik yang sukses menarik wisatawan lokal dan mancanegara.

“Kami ingin mengadopsi konsep ini ke desa wisata di Polman, tentunya dengan menyesuaikan karakter budaya lokal. Harapannya, ini mampu meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan menggerakkan ekonomi masyarakat,” jelas Aco Musaddad.

Studi tiru ini menjadi langkah strategis bagi pengelola desa wisata Polman untuk mengembangkan standar operasional (SOP) wisata, bisnis home stay, paket wisata, hingga kuliner khas lokal. Melalui inovasi ini, Polman diharapkan mampu menjadi destinasi wisata unggulan di Sulawesi Barat.

Dengan mengadopsi berbagai pembelajaran dari Bali, Polewali Mandar semakin siap mendorong pertumbuhan sektor pariwisata berbasis pemberdayaan masyarakat. Baca informasi terkini lainnya hanya di sini!

Pos terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *